Dewasa ini, sering kali muncul istilah-istilah asing yang memiliki arti tersendiri. Salah satunya adalah sandwich generation. Jadi, sebenarnya apa itu sandwich generation? Apakah Anda sudah tahu artinya? Atau hanya pernah dengar? Berikut penjelasannya.
Hampir sama dengan namanya, sandwich generation adalah perumpamaan yang ditunjukan kepada individu yang terhimpit dalam kondisi dimana ia harus mencukupi kehidupan diri sendiri dan keluarga dalam satu waktu. Kondisi tersebut diumpamakan sebagai isian sandwich yang terhimpit dengan kedua roti. Menjadi sandwich generation juga tidaklah mudah karena harus pintar-pintar mengatur keuangan. Lalu, bagaimana sejarah, penyebab, dan dampaknya? Baca sampai habis artikel berikut ini, ya.
Sejarah Sandwich Generation
Pertama kali istilah ini diperkenalkan oleh Dorothy A Miller yang merupakan seorang profesor dari Universitas Kentucky tahun 1981. Beliau memperkenalkan kondisi ini dalam jurnal yang berjudul The Sandwich Generation : Adult Children of The Aging. Adapun ciri dari sandwich generation berdasarkan generasi seperti berikut ini.
-
Generasi di usia 40-50 tahun yang diapit oleh kebutuhan orang tua dan juga anak.
-
Generasi di usia 30-60 tahun yang diapit oleh kebutuhan anak, cucu, dan orang tua.
-
Generasi di usia berapa saja yang harus membiayai diri sendiri, keluarga (jika sudah menikah), orang tua, dan saudara kandungnya
Penyebab Sandwich Generation
Berikut adalah penyebab munculnya sandwich generation yang sering terjadi.
Terikat pada Rantai Sandwich Generation
Penyebab pertama dari kondisi sandwich generation adalah rantai sandwich generation atau dulunya pernah menjadi sandwich generation dimana mereka harus menghidupi banyak pihak di dalam keluarga yang menyebabkan pengeluaran membengkak, minimnya tabungan, dan tidak adanya simpanan di masa depan dan akhirnya bergantung pada generasi selanjutnya.
Finansial yang Tidak Stabil
Berikutnya adalah kondisi finansial yang tidak stabil. Tidak bisa dipungkiri bahwa finansial menjadi masalah utama yang ditemukan pada sandwich generation. Ada banyak hal yang membuat finansial tidak stabil, mulai dari gagalnya orang tua menyiapkan dana pensiun, perilaku konsumtif, rendahnya pendidikan, dan tidak adanya dana darurat.
Perilaku Konsumtif
Selajutnya adalah perilaku konsumtif. Jika semasa muda, gaya hidup yang diterapkan tidak sesuai dengan pemasukan, maka kemungkinan besar hal ini menjadi kebiasaan hingga masa tua. Bahkan di masa pensiun pun, mereka bisa menghamburkan uang pensiun yang didapatkan.
Tidak Tersedia Dana Darurat
Sama dengan namanya, dana darurat adalah dana yang diperuntukan untuk keperluan darurat. Dana darurat biasanya meliputi biaya pendidikan, rumah sakit, dan kebutuhan mendadak yang sangat genting. Biasanya, dana darurat paling banyak digunakan untuk keperluan kesehatan. Hal ini dikarenakan semakin bertambah usia, maka risiko penyakit semakin tinggi. Tidak adanya dana darurat, membuat mereka yang tidak memiliki keuangan stabil, terjebak dalam kondisi sandwich generation.
Dampak yang Ditimbulkan
Bukan hanya mengganggu kesehatan keuangan saja, seseorang yang terjebak dalam sandwich generation dapat mengalami gangguan kesehatan mental seperti tingkat stres yang tinggi, kelelahan secara fisik, perasaan yang tidak puas, mudah cemas, sering merasa khawatir, dan menjadi tertutup.
Cara Memutus Sandwich Generation
Dikarenakan sandwich generation dapat menimbulkan dampak yang serius bagi ekonomi dan kesehatan. Agar tidak terjebak dalam rantai sandwich generation ini, berikut cara yang bisa dilakukan.
Bijak Mengelola Uang
Memiliki pengetahuan dan kemampuan mengelola keuangan dengan baik adalah hal yang wajib dimiliki bagi individu yang termasuk dalam kategori sandwich generation. Jika tidak pandai mengelola keuangan, maka bisa dipastikan penghasilan yang didapatkan akan cepat habis dan alokasi pengeluaran menjadi diluar kendali.
Pastikan untuk menyisihkan gaji atau penghasilan di awal bulan untuk cicilan, kebutuhan, dan tabungan terlebih dahulu dibandingkan dengan pengeluaran yang sifatnya konsumtif. Selain itu, cara bijak mengelola keuangan juga bisa dilakukan dengan membawa bekal dibandingkan dengan jajan di luar rumah, menggunakan transportasi umum dengan ongkos yang murah, membeli pakaian thrift, dan tidak mengikuti gaya hidup hedonisme.
Catat Setiap Pemasukan dan Pengeluaran
Hal ini merupakan hal dasar yang paling sering dilupakan. Ya, mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran. Bagi mereka yang terjebak dalam kondisi sandwich generation, alangkah baiknya untuk mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan. Langkah tersebut dapat menjadi indikator atau patokan dalam mengevaluasi pengeluaran yang tidak dibutuhkan atau dirasa tidak penting.
Komunikasikan dengan Keluarga
Cara selanjutnya memutus rantai sandwich generation adalah dengan mengomunikasikan hal tersbut kepada keluarga. Anda bisa terbuka terkait pengeluaran setiap bulan dan penghasilan yang didapatkan. Dengan mengomunikasikan hal ini, Anda juga dapat menjadi lebih lega tanpa harus menanggung beban sendirian.
Mencari Sumber Penghasilan Lain
Hal terakhir yang bisa dilakukan agar keluar dari perangkap sandwich generation adalah mencari sumber penghasilan lain diluar pekerjaan utama. Ada banyak cara mendapatkan uang yang bisa didapatkan tanpa harus mengeluarkan modal dan dapat dilakukan dari rumah. Simak artikel berikut untuk informasi cara mendapatkan uang dari internet.
Namun, apabila Anda berniat mencari penghasilan lain dengan membuka usaha atau berbisnis, Anda bisa mendapatkan modal dengan cara mengajukan pinjaman dengan jaminan di BFI Finance. Adapun keunggulan meminjam pinjaman dengan jaminan di BFI Finance seperti :
-
Bunga rendah
-
Tenor panjang
-
Ada pilihan jaminan mulai dari BPKB motor, mobil, hingga sertifikat rumah
-
Proses mudah bisa dilakukan melalui website
-
Pencairan pinjaman cepat
-
Terpercaya
Yuk, tanamkan mindset atau pola pikir bahwa anak bukan investasi yang dapat membiayai hidup di masa depan dan orang tua bukanlah dana darurat yang bisa dijadikan cadangan atau solusi saat mengalami masalah keuangan. Semoga artikel ini bermanfaat.