Informasi Umum

Rasio Keuangan: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Perhitungannya

Admin BFI
27 April 2023
56497
Rasio Keuangan: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Perhitungannya

Rasio keuangan merupakan salah satu indikator penting yang digunakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk menilai kinerja bisnis melalui data keuangan.

Selain untuk mengukur sehat atau tidaknya keuangan suatu perusahaan, rasio keuangan kerap kali dijadikan sebagai acuan dalam mengambil keputusan dan mengevaluasi kinerja yang ada. Di samping itu, rasio keuangan turut menjadi salah satu data penting yang diperhitungkan baik bagi investor maupun calon investor.

Untuk lebih jelasnya terkait apa itu rasio keuangan, mari kita simak selengkapnya di uraian berikut ini.

 

1. Apa Itu Rasio Keuangan?

Rasio keuangan adalah salah satu alat analisis keuangan yang dapat menjadi tolak ukur atau parameter dalam menilai kinerja suatu perusahaan, khususnya dalam efisiensi penggunaan sumber daya serta pengelolaan keuangan. Rasio keuangan dihitung melalui beberapa komponen penting yang ada pada laporan keuangan, seperti laba rugi, arus kas, neraca, dan sebagainya.

Selain menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja perusahaan atau bisnis, rasio keuangan yang disebut juga sebagai finansial rasio (financial ratio) sering kali digunakan sebagai data pendukung dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya data ini pihak manajemen dapat memprediksi langkah yang tepat dan sekiranya terjadi di masa mendatang.

 

Baca Juga: 5 Jenis Laporan Keuangan dan Manfaatnya Untuk Bisnis

 

2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan dan Rumus Perhitungannya

Berikut ini merupakan beberapa jenis rasio keuangan yang umum digunakan untuk analisis keuangan.

rasio keuangan

Image Source: Freepik/@benzoix

2.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah jenis rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. 

Rasio likuiditas terbagi ke dalam 3 jenis. Antara lain yaitu:

  • Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio yang membandingkan antara aset lancar dengan liabilitas lancar atau kewajiban jangka pendek.

Rumus Rasio Lancar / Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%

  • Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio yang menghitung kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan.

Rumus Rasio Cepat / Quick Ratio / Acid Test Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%

  • Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar liabilitas jangka pendek dengan kas yang dimiliki.

Rumus Rasio cash / Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar

2.2. Rasio Profitabilitas / Rasio Laba

Rasio profitabilitas (profitability ratio) mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya. Beberapa rasio profitabilitas yang umum digunakan antara lain:

  • Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Rasio yang menghitung laba kotor sebagai persentase dari penjualan.

Rumus Rasio Laba Kotor / Gross Profit Margin = Penjualan NETO – HPP / Penjualan NETO X 100%

  • Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio yang menghitung laba bersih sebagai persentase dari penjualan.

Rumus Rasio Laba Bersih / Net Profit Margin = EAT (Earning After Tax / Laba Bersih Setelah Pajak) / Penjualan Neto X 100%

  • Rasio Laba Operasi (Operating Income Ratio)

Rumus rasio yang digunakan untuk menghitung pendapatan laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.

Rumus Laba Bersih / Operating Income Ratio = Penjualan NETO – HPP – (EBIT) / Penjualan NETO X 100%

EBIT merupakan earnings before interest and taxes atau pendapatan sebelum bunga dan pajak.

  • Pengembalian Modal Sendiri (Return on Equity)

Rasio yang menghitung laba bersih sebagai persentase dari ekuitas atau dengan kata lain mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih berdasarkan ekuitas yang ada.

Rumus Return on Equity = EAT / Jumlah Equity X 100%

  • Return of Investment (ROI)

Rasio yang menghitung jumlah keuntungan yang berhasil didapatkan oleh perusahaan untuk menutup biaya investasi yang sudah dikeluarkan.

Rumus Return of Investment = EAT / Jumlah Aktiva X 100%

  • Return on Net Worth

Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur laba yang berhasil dihasilkan untuk pendapatan pemegang saham dari modal sendiri yang digunakan.

Rumus Return on Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%

2.3. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas (solvency ratio) mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya. Beberapa rasio solvabilitas yang umum digunakan antara lain:

  • Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio yang membandingkan total hutang dengan ekuitas.

Rumus Rasio Hutang Terhadap Ekuitas / Debt to Equity Ratio = Total Kewajiban / Ekuitas Pemegang Saham

  • Rasio Utang Terhadap Aset

Rasio yang mengukur jumlah aset perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Jika rasio ini tinggi maka bisa dikatakan perusahaan tersebut memiliki kelemahan secara finansial dimana mereka cenderung bergantung pada hutang.

Rumus Rasio Utang Terhadap Aset = Total Kewajiban / Total Aset

2.4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (activity ratio) mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan sumber daya operasionalnya. Beberapa rasio aktivitas yang umum digunakan antara lain:

  • Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover)

Rasio yang mengukur berapa kali piutang perusahaan berputar dalam satu tahun.

Rumus Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover) = Penjualan / Piutang Rata-Rata X 100%

  • Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)

Rasio yang mengukur berapa kali persediaan perusahaan berputar dalam satu tahun.

Rumus Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) = Penjualan / Persediaan X 100%

  • Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)

Rasio keuangan yang mengukur dan mengevaluasi kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tetap untuk meningkatkan penjualan. Jika nilai yang ada semakin besar maka pengelolaan yang ada semakin efektif.

Rumus Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover) = Penjualan / Aktiva Tetap X 100%

  • Rasio Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover)

Rasio yang satu ini mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh aktiva terhadap penjualan yang dihasilkan. Semakin besar angka yang dihasilkan maka semakin bagus.

Rumus Rasio Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover) = Penjualan / Total Aktiva X 100%

  • Rasio Perputaran Rerata Tagihan (Average Collection Turnover)

Rasio yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk menerima tagihan dari konsumen dalam satu tahun.

Rumus Rasio Perputaran Rerata Tagihan (Average Collection Turnover) = Piutang X 365 / Penjualan X 100%

  • Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih dengan cara membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar terhadap penjualan selama satu periode.

Rumus Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) = Penjualan / (Aktiva Lancar – Hutang Lancar) X 100%

 

Baca Juga: Cara Memanfaatkan Pinjaman Cepat Cair untuk Kegiatan Promosi Usaha

 

3. Manfaat Rasio Keuangan

Ada sederet manfaat yang terdapat pada rasio keuangan. Apa saja manfaat tersebut? Berikut ini beberapa manfaat yang ada

3.1. Mengukur Kinerja Keuangan

Rasio keuangan memberikan gambaran yang jelas terkait kinerja keuangan suatu perusahaan, termasuk diantaranya menyangkut keuntungan, likuiditas, solvabilitas, dan efisiensi operasional. 

Dengan melakukan evaluasi rasio keuangan dari waktu ke waktu, pihak manajemen dan investor dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul dan berpotensi mempengaruhi kesehatan keuangan perusahaan.

3.2. Menentukan Kemampuan Membayar Hutang

Salah satu jenis rasio keuangan seperti rasio solvabilitas memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang, salah satunya tentu saja utang. Dengan melihat rasio ini, pihak manajemen perusahaan dan investor dapat melihat risiko keuangan yang ada.

3.3. Membandingkan Kinerja Perusahaan dengan Kompetitor

Selanjutnya, rasio keuangan berfungsi sebagai pembanding perusahaan satu dengan yang lainnya atau kompetitor di bidang yang sama.

Dengan begitu, para investor atau analis dapat membandingkan bagaimana kinerja suatu perusahaan secara finansial, apakah tergolong positif atau justru sebaliknya.

3.4. Sebagai Bahan Evaluasi dan Pengambilan Keputusan

Data yang tersaji pada rasio keuangan dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan bisnis serta mengevaluasi kinerja perusahaan. Dengan begini pihak manajemen dapat mengambil keputusan untuk langkah selanjutnya yang berguna bagi keberlangsungan perusahaan.

3.5. Membantu Memprediksi Kinerja di Masa Depan

Melalui adanya rasio keuangan, pihak manajemen dan investor akan sangat diuntungkan. Sebab, mereka bisa dengan mudah memprediksi kinerja masa depan perusahaan dari berbagai data yang tersaji. Hal ini dapat membantu para investor maupun calon investor untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik dan meminimalkan risiko keuangan.

3.6. Menjembatani Komunikasi Perusahaan dengan Para Pemangku Kepentingan

Sebagaimana laporan keuangan, adanya rasio keuangan sangat krusial dalam menjembatani komunikasi yang ada antara perusahaan dengan para pemangku kepentingan seperti para investor, pemerintah, dan pihak lainnya mengenai kinerja suatu bisnis.

Di samping itu, melalui kehadiran rasio keuangan suatu bisnis sangat mungkin untuk memperoleh pendanaan dengan lebih mudah. Pasalnya, kinerja perusahaan yang ada terpapar dengan sangat jelas.

 

Baca Juga: 23 Peluang Bisnis Paling Menjanjikan di Tahun 2023

 

4. Metode Analisis Rasio Keuangan

Bahasan yang terakhir yaitu mengenai metode analisis rasio keuangan (Financial Ratio Analysis). Dilansir dari berbagai sumber yang ada, metode yang satu ini terbagi ke dalam 2 metode umum. Pertama yaitu analisis common size. Kedua, time series dan forecasting.

4.1. Analisis Common Size

Metode analisis common size bekerja dengan cara membandingkan perubahan yang ada di berbagai pos dengan jumlah aktiva, pasiva, dan penjualan. Perbandingan tersebut kemudian disajikan dalam bentuk persentase untuk setiap komponen yang ada di laporan keuangan, termasuk neraca keuangan dan laporan laba rugi.

Melalui metode analisis ini, suatu perusahaan dapat memperoleh informasi mengenai relativitas aktiva lancar terhadap aktiva tetap dan relativitas perusahaan terhadap modal (struktur modal). 

Analisis common size dapat digunakan untuk membandingkan laporan kuengan dari satu periode ke periode lainnya, begitupun juga dengan membandingkan kinerja perusahaan dengan kompetitor.

4.2. Analisis Time Series dan Forecasting

Sesuai dengan namanya, metode analisis yang satu ini digunakan untuk memprediksi kondisi finansial di masa depan dengan melakukan perbandingan data keuangan dalam periode tertentu.

Ada beberapa poin penting yang perlu diperhitungkan dalam analisis ini dimana poin tersebut bisa berdampak pada perubahan struktur keuangan. Antara lain yaitu peraturan pemerintah, perubahan teknologi, sampai dengan pergeseran kompetisi dan sebagainya.

Sobat BFI, itulah tadi penjelasan mengenai rasio keuangan. Dalam memulai maupun menjalankan bisnis dibutuhkan tekad yang kuat serta strategi yang matang. Salah satu hal penting dalam keberlangsungan suatu bisnis adalah modal usaha.

Dengan adanya modal usaha, berbagai kepentingan operasional dapat berjalan sebagaimana mestinya. Salah satu perusahaan pembiayaan yang menyediakan pinjaman modal usaha dengan bunga renda dan proses cepat adalah BFI Finance.

 

BFI Finance adalah perusahaan yang melayani pinjaman multiguna jaminan bpkb motor, bpkb mobil, dan sertifikat rumah atau ruko

 

Sertifikat Rumah

Bunga rendah mulai dari 0.9% per bulan dan tenor pinjaman panjang hingga 7 tahun. Lihat Syarat

Kategori : Informasi Umum